Dampak Fenomena El Nino, Pemkab Batang Antisipasi Kekeringan 

    Dampak Fenomena El Nino, Pemkab Batang Antisipasi Kekeringan 

    Batang - Musim kemarau yang disebabkan oleh El Nino menjadi fenomena alam yang kerap menghantui para petani di Kabupaten Batang. Namun, menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Batang Wahyu Budi Santoso, pengaruh El Nino di Kabupaten Batang belum terdampak secara nyata

    Pada bulan Agustus 2023, beberapa Kecamatan dan Desa di Kabupaten Batang justru mulai memasuki masa panen raya, menunjukkan bahwa hingga saat ini, dampak kekeringan belum secara nyata dirasakan, ” katanya saat ditemui di Kantor Dispaperta Batang, Kabupaten Batang, Kamis (7/9/2023)

    Pemerintah Kabupaten Batang, di bawah kepemimpinan Penjabat (Pj) Bupati Lani Dwi Rejeki, telah berupaya maksimal untuk mengantisipasi dan mengurangi potensi dampak buruk yang mungkin timbul akibat El Nino.
    “Upaya ini melibatkan beberapa strategi yang diterapkan di berbagai kecamatan dan desa di wilayah tersebut, ” jelasnya

    Kecamatan Kandeman, khususnya Desa Depok dan Tegalsari, sudah panen sejak bulan Agustus, namun pada bulan berikutnya, tidak ada penanaman padi yang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh pengalihan sumber air dari Kedung Kramat ke desa lain, sehingga komoditas pertanian terutama padi tidak terdampak. 

    Pemantauan kami menunjukkan bahwa ketersediaan air untuk irigasi pertanian masih relatif stabil di wilayah ini. Meski demikian, tidak semua wilayah di Kabupaten Batang beruntung. Hampir seluruh desa di Kecamatan Gringsing berpotensi mengalami kekeringan, dengan potensi kerugian mencapai sekitar 1.000 Ha, ” terangnya.

    Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah memberikan bantuan program Optimalisasi Penambahan Indeks Pertanaman (OPIP), serta mengusulkan kepada Kementerian Pertanian melalui Direktorat Prasarana Sarana Pertanian untuk mendapatkan pompa air tambahan guna meningkatkan debit air

    Program OPIP, lanjut dia, dilakukan di Kecamatan Tersono (Desa Kranggan, Rejosari Timur, Kebumen, Harjowinangun Timur, Tersono, Boja, Sendang dan Tanjungsari). Program ini melibatkan pemberian varietas padi tahan kering (Inpari 32), pupuk NPK non-subsidi, pupuk remah, pupuk mikro, dan pupuk hayati untuk menjaga ketersediaan unsur hara agar desa-desa tersebut tetap dapat menanam 3, 5 kali dalam setahun.

    Selain Kecamatan Tersono, program OPIP juga diterapkan di beberapa kecamatan, misalnya Kecamatan Gringsing (Desa Lebo, Krengseng, Kebondalem, Kutosari, Yosorejo, Sidorejo, Gringsing, Kutosari, Mentosari, Kecamatan Tulis (Desa Kedungsegong, Jolosekti, Simbangdesa, Kenconorejo, dan Ponowareng), Kecamatan Pecalungan (Desa Bandung dan Gombong), Kecamatan Limpung (Desa Amongrogo dan Ngaliyan), Kecamatan Bandar (Desa Binangun), Kecamatan Wonotunggal (Desa Kedungmalang, Wonotunggal, Brayo, Brokoh, Sendang, dan Siwatu), serta Kecamatan Banyuputih (Desa Bulu dan Kedawung), ” tandasnya

    Dengan total bantuan mencapai 3.443 Ha, pemerintah Kabupaten Batang telah melakukan langkah-langkah yang konkret untuk mengatasi dampak El Nino pada sektor pertanian. 
    “Semoga upaya ini dapat menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Batang dan memberikan perlindungan bagi para petani yang berjuang di tengah tantangan alam yang tak terduga ini, ” ujar dia

    AdamBatang 

    Lutfi Adam

    Lutfi Adam

    Artikel Sebelumnya

    Penyemprotan Tanaman Mentimun Menggunakan...

    Artikel Berikutnya

    Wujudkan Pembangunan 20 Tahun Ke depan,...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Cegah Paham Radikalisme, Polri Tekankan Pentingnya Upaya Kontra Radikal 
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Kapolri-Panglima TNI Tinjau Kesiapan Program Ketahanan Pangan di Jawa Tengah
    Bakamla RI Berhasil Bantu MV Lena Alami Kerusakan Kemudi di Laut Natuna Utara

    Ikuti Kami